DENPASAR, tivibali.com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyelenggarakan webinar dengan topik “Adaptasi Bisnis di Tengah Penurunan Pariwisata”. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengedukasi dan memotivasi pelaku usaha sehingga bisa berapdaptasi di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, Kamis (23/09/2021).
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan bahwa pelaku usaha dituntut untuk mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan yang terjadi. Adapun salah satu cara beradaptasi yakni dengan mengadopsi digitalisasi, mulai dari aspek produksi, pemasaran, pembayaran, hingga pembiayaan. Trisno menambahkan bahwa seiring dengan penurunan level PPKM di Bali, perekonomian Bali pada triwulan II 2021 mulai menunjukkan pemulihan dan tumbuh sebesar 2,83% (yoy). Di samping itu, transaksi digital di Bali terus mengalami kenaikan yaitu Rp30 miliar per bulan dengan jumlah transaksi sebanyak 376 ribu.
Bank Indonesia terus mendorong proses transformasi digital melalui sistem pembayaran menggunakan QRIS yang memungkinkan pelaku usaha untuk masuk ke dalam ekosistem digital dan dapat melakukan transaksi tanpa tatap muka sehingga pembayaran bisa berlangsung cepat, mudah, murah, aman, dan handal. Hingga kini jumlah pelaku usaha yang telah terhubung dengan QRIS sudah mencapai lebih dari 10 juta merchant di Indonesia, sementara di Bali berjumlah lebih dari 310.266 merchant.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengapresiasi berbagai usaha Bank Indonesia yang secara kontinu mendukung pelaku usaha untuk terus berinovasi dan memotivasi perubahan pola pikir, sikap dan perilaku dari pelaku usaha. Selain untuk mendukung pemulihan ekonomi, pemanfaatan teknologi digital juga dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha., sehingga pPelaku usaha yang tidak memanfaatkan teknologi digital di era globalisasi ini akan tertinggal jika tidak memanfaatkan teknologi digital di era globalisasi ini karena. digitalisasi adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. resiliensi pelaku usaha dan juga meningkatkan akses pasar hingga go international. Namun demikian, masyarakat juga perlu diberikan pemahaman bahwa bahwa digitalisasi juga membawa risiko yang harus diwaspadai dan dimitigasi. Oleh karena itu, webinar kali ini dinilai sangat tepat untuk memberikan inspirasi dan edukasi dari kedua sisi.motivasi bagi pelaku usaha untuk mulai memanfaatkan teknologi digital.
Beberapa pelaku usaha, digitalprenuer, dan perbankan bertindak sebagai narasumber dalam acara webinar ini. Diantaranya Founder Sehat Segar Herbal Drink, Hermien Sri Rejeki dan Co-Founder Bakmi Sundoro, Bintari Saptanti yang memberikan pengalaman dan wawasan agar produk yang dijual dapat menembus pasar international. Selanjutnya, Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali, Ajik Krisna menjelaskan cara pelaku bisnis untuk tetap bertahan dan berinovasi di masa pandemi. Hadir pula Riyeke Usdianto sebagai Digitalprenuer yang memberikan tips pemasaran melalui media digital dan pola pikir dalam menjalankan usaha. Terakhir, Nathalya Wani Sabu selaku Vice President BCA yang menyampaikan berbagai risiko dan modus kejahatan transaksi digital dan, serta cara penaggulangannya. (ARM)