BERANDA

Trie Utami: Dunia Pendidikan Wajib Mengarusutamakan Kebudayaan sebagai Modal Pembangunan

Ket Foto: Trie Utami menyampaikan Kuliah Umum "Pengarusutamaan Kebudayaan dalam Pembangunan Nias Melalui Dunia Pendidikan, di Univesitas Nias.

NIAS, tivibali.com- Dunia pendidikan menjadi kunci dalam mempersiapkan generasi bonus demografi, di mana dari hari ini sampai tahun 2030-2045 akan terjadi ledakan besar populasi penduduk usia produktif dibanding populasi usia non produktif. Generasi bonus demografi itu pada hari ini masih dalam usia yang sangat belia.

Di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, dalam dunia pendidikan global, selain teknologi, ternyata kini objek budaya warisan leluhur bangsa ini telah banyak diteliti dan ditemukan dapat menjawab tantangan jaman dan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada pada masa kini. Sayangnya, yang meneliti hal tersebut kebanyakan justru adalah para peneliti dari luar negeri.

Demikian Trie Utami menyampaikan paparannya dalam Kuliah Umum “Pengarusutamaan Kebudayaan dalam Pembangunan Nias Melalui Dunia Pendidikan,” di Univesitas Nias, Kamis, (8/12/2022).

Artis senior, seniman, dan budayawan kelahiran Bandung ini menjelaskan lebih lanjut, “Nusantara sangat kaya dengan source budaya, namun kita banyak melupakannya, dan malah menganggapnya sebagai sesuatu yang ketinggalan jaman.”

“Peneliti Eropa meneliti tentang manfaat makan sirih yang memiliki fungsu sebagai antibiotik, sementara di negeri kita tradisi makan sirih dilakukan bangsa ini dari ujung Aceh sampai ujung Papua, termasuk di Nias, dan itu sudah berabad-abad, namun kini tradisi itu banyak ditinggalkan, ” lanjutnya.

Trie Utami juga menyampaikan, di saat rumah-rumah adat di Nias satu-persatu hilang, berganti dengan bangunan modern, orang Jepang justru meneliti rumah adat Nias yang menghasilkan kesimpulan bahwa rumah adat Nias memiliki teknologi tinggi anti gempa.

“Nias memiliki kekayaan budaya tradisi nusantara. Contohnya di Museum Pusaka Nias kita bisa melihat bukti-bukti bahwa demikian kayan teknologi tradisional rumah adat Nias, kostum dan senjata tradisional, juga demikian banyak alat musik warisan dari leluhur masyarakat Nias,” tuturnya.

Dunia pendidikan memiliki kewajiban moral besar untuk mempersiapkan generasi emas, generasi bonus demografi, untuk membangun kesadaran dalam menemukenali kembali potensi budaya, mengintrepetasikan ulang sesuai jaman, dan mengembangkannya untuk menjadi manfaat bagi masyarakat.

Trie Utami mengatakan, “Di dalam darah masyarakat Nias, tersimpan DNA leluhur Nias, memori kolektif itu harus dipanggil kembali, agar generasi sekarang tidak tercerabut dari akarnya. Ini PR besar dunia pendidikan memotivasi civitas akademik dalam membangun kesadaran tentang ‘seberapa Nias’ diri Anda.”

“Kekayaan budaya negeri ini yang dilestarikan, dan dikelola dengan benar, akan memberikan social benefit keuntungan sosial bagi masyarakat, environmental benefit keuntungan bagi alam dan lingkungan hidup, serta bernilai profit yang akan memberikan nilai kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Dalam sambutan penutupnya Rektor Universitas Nias, Eliyunus Waruwu, SPt., MSi., mengucapkan terima kasih atas dukungan Trie Utami pada Unias melalui kegiatan kuliah umum dan acara wisuda yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Desember 2022. “Banyak pengalaman dan pengetahuan dari Mbak Trie Utami yang membuka mata kami semua, untuk lebih berusaha menemukenali identitas Nias kami sendiri,” ucapnya.

“Saya himbau segenap civitas akademik Unias agar mengimplementasikan pengarusutamaan kebudayaan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat,” pungkasnya.

Selain menjadi narasumber kegiatan kuliah umum, Trie Utami juga akan mengadakan serangkaian kunjungan ke Desa Adat Hilimendregeraya untuk berdiskusi dengan masyarakat adat, seniman, dan budayawan setempat, serta berdiskusi dengan komunitas pencipta lagu dan musisi muda Nias Selatan di Titik Temu Kafe, Teluk Dalam.

Kemudian pada hari Sabtu, 10 Desember 2022, Trie Utami akan tampil di acara Wisuda I Unias, berkolaborasi dengan Melody Music, band anak muda Gunungsitoli, Nias, dan pelaku tradisi tuturan adat Nias, membawakan beberapa lagu yang akan dikemas dalam warna musik modern dan musik tradisional Nias. (bdj)