BERANDA

BI Bali: Juli 2023 Ada Tiga Komponen Penyebab Inflasi di Provinsi Bali

Ket Foto: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R Erwin Soeriadimadja.

DENPASAR, tivibali.com- Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, menyebut gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) Juli 2023 mengalami inflasi sebesar 0,34% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya tercatat deflasi sebesar -0,04% (mtm). Sedangkan, tahunan, inflasi gabungan dua kota kembali menurun dari 3,08% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,52% (yoy), sedangkan Juli 2023, masih lebih rendah dari inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,08% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R Erwin Soeriadimadja, menyebut berdasarkan komoditasnya, inflasi bulanan disebabkan kenaikan tekanan harga pada komoditas angkutan udara, canang sari, dan biaya pendidikan,” Tarif angkutan udara meningkat seiring puncak libur sekolah di awal Juli 2023 yang mendorong peningkatan permintaan. Adapun kenaikan harga canang sari disebabkan oleh kenaikan permintaan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan diperingati awal Agustus 2023″, ucapnya pada (3/8/2023).

Ia juga menyebut, biaya pendidikan terutama biaya sekolah menengah pertama (SMP), sekolah dasar (SD), dan bimbingan belajar meningkat sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru. Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas tomat, cabai rawit, bawang merah, mangga, dan bahan bakar rumah tangga,“ Penurunan harga cabai merah dan bawang merah terutama didorong oleh peningkatan pasokan seiring musim panen yang terjadi pada sentra-sentra produksi, ‘ imbuhnya.

Bulan Agustus 2023, risiko kenaikan inflasi perlu diwaspadai antara lain peningkatan permintaan barang untuk perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, terutama canang sari, buahbuahan dan kue. Penyesuaian tarif layanan penyeberangan Kapal Feri Gilimanuk-Ketapang sebesar 5% per 3 Agustus 2023 juga berpotensi menyebabkan kenaikan biaya transportasi pengiriman barang dari Jawa ke Bali.

“ Gelombang laut yang cenderung tinggi bulan Agustus berpotensi menghambat kelancaran distribusi barang dan kegiatan nelayan untuk melaut. Di sisi lain, tren penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan pasca berakhirnya libur sekolah, berpotensi mendorong penurunan tarif angkutan udara, meski terdapat risiko kenaikan tarif pada minggu IV Agustus 2023 sehubungan dengan penyelenggaraan event Bali Marathon, “ terang Erwin.

Namun disisi lain, kata Erwin,TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali, konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K antara lain, penyelenggaraan pasar gotong royong dan pasar murah menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, melakukan, pemantauan di pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan, memperluas dan meningkatkan Kerja sama Antar Daerah (KAD), serta mendorong peningkatan peran Paiketan Perumda Pangan Bali sebagai offtaker menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan strategis. (mtb)