Bank Indonesia : Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional Klungkung

Foto : Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho bersama Wagub Cok Ace, Anggota Komisi XI, DPR RI : I Gusti Agung Rai Wirajaya dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwitra.

KLUNGKUNG, tivibali.com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus menggaungkan digitalisasi Pasar Tradisional yang kali ini di gelar di Pasar Galiran Kabupaten Klungkung, pada Senin, (8/11/2021) dan mendapat dukungan penuh dari Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan I Gusti Agung Rai Wirajaya, Anggota Komisi XI DPR RI.

Semangat Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho dalam merealisasikan digitalisasi Pasar Tradisional di Kabupaten Klungkung ini mendapat sambutan positif dari Bupati Klungkung I Nyoman Suwitra, dimana menurut Suwitra digitalisasi ini sangat nyambung dengan situasi Pandemi seperti saat ini.

Lebih lanjut, Trisno Nugroho menyebut bahwa Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional Klungkung Bali adalah bagian dari Program Dedikasi untuk Negeri dan Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP “ Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QRIS ” terangnya.

Kita tahu, pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir 2 (dua) tahun ini memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sehari-hari kita baik kehidupan sosial maupun ekonomi. Namun, kita harus tetap optimis bahwa 2021 ini akan menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional dan Ekonomi Bali.

Pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli juga merasakan dampak pandemi. Dengan pembatasan sosial dan urgensi faktor cleanliness, health, safety and environment (CHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke serba tanpa kontak fisik/tatap muka.

“Digitalisasi adalah solusi”, ungkap Trisno. Dan hari ini secara resmi kita mulai terapkan di Pasar Galiran, Pasar Semarapura, dan Pasar Kusamba, dan akan terus diperluas ke seluruh pasar tradisional di Kabupaten Klungkung. Adapun digitalisasi yang diterapkan yakni meliputi implementasi pungutan berbasis elektronik hingga cara pembayaran nontunai berbasis QRIS (QR Code Indonesian Standard).

QRIS bukanlah aplikasi. QRIS adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk menstandarisasi QR Code Pembayaran. QRIS telah menjadi solusi pembayaran saat ini karena mendukung social dan physical distancing. Dengan QRIS transaksi dapat dilakukan tanpa kontak fisik dan bahkan tatap muka hanya menggunakan smartphone.

Selain higienis dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan, QRIS memberikan banyak keuntungan bagi para pedagang dan kalangan UMKM, seperti membangun profil kredit untuk kemudahan mendapatkan pinjaman, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor; tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu, mengikuti tren pembayaran kekinian.

QRIS yang CeMuMuAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal) diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas para pedagang dan kalangan pelaku UMKM, kabar baiknya akselerasi implementasi QRIS di wilayah Bali sangat cepat perkembanganya dan masuk kedalam peringkat 8 besar Nasional.

“Tercatat per 29 Oktober 2021, sebanyak lebih dari 355 ribu merchant di Bali atau 12 juta merchant nasional telah merasakan manfaat menggunakan QRIS”, tandasnya. Volume dan nominal transaksi penggunaan QRIS di Bali pun terus meningkat, dengan rata-rata per bulan sebanyak 407 ribu transaksi dengan nominal 32,4 miliar, atau tumbuh 2 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata transaksi di tahun 2020. (MAW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *