Universitas Panca Budi Medan Gelar Webinar “Peran Zikir Dalam Membentuk Karakter Mulia”

Foto : Dr. H. Ahmad Qadri Ramadhani, SH., MH., Ph.D., Ketua BKK (Badan Koordinasi Kesurauan) Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

MEDAN, tivibali.com- Universitas Panca Budi Medan (UNPAB) yang memiliki komitmen menumbuhkan lahirnya insan yang relegius dan berkarakter unggul kembali menyuguhkan seminar secara virtual (Webinar) yang bertajuk “Peran Zikir Dalam Membentuk Karakter Mulia”, yang di hadiri secara virtual oleh mahasiswa Program Studi Ilmu filsafat dan Prodi Agama Islam pada Senin (21/2/2022) pagi.

Dekan Fakultas Agama Islam dan Humaniora Dr. Fuji Rahmadi P,S.HI., MA., CIQaR., CIQnR., saat membuka webinar mengungkapkan bahwa secara subtansi dalam Agama zikir merupakan sebuah kekuatan yang tak boleh dikesampingkan karena zikir bisa menyentuh dimensi yang tak terdeteksi oleh indra mata tapi terdeteksi oleh indra keimanan kita.

Dalam Al-Qur’an Allah menyebut “Hanya dengan berzikir kepada Allah maka hatimu akan merasa tenang”, berarti energi zikir adalah energi yang bisa memberikan kekuatan batin, memberi kekuatan hati dan dengan berzikir insya Allah hati kita menjadi tenang“, ungkapnya.

Sebagai kata pengantar Drs. H. Zulfi Imron, MH., Selaku moderator acara menyebut pembentukan Karakter itu ada dua pola yaitu yang pertama pola zikir dan yang kedua pola pikir, ” nah kedua pola inilah akan di kupas habis oleh kedua narasumber kita” ujar Dosen filsafat UNPAB yang terkenal disiplin dan idealis ini.

Dr. H. Ahmad Qadri Ramadhani, SH., MH., Ph.D selaku narasumber pertama mengawali pemaparannya mengatakan bahwa saat ini banyak sekali persoalan-persoalan yang kita lihat menunjukan bahwa kesadaran akan nilai-nilai moral sudah jauh melemah, apa lagi dengan adanya media sosial dan informasi yang tidak terbatas, sangat mudah di akses dan tidak ada lagi sensornya, “hal ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap melemahnya nilai-nilai moral”, ujarnya.

Di satu sisi informasi dan teknologi berkembang cepat dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup, namun disisi lain ternyata nilai-nilai moral dengan mudahnya terkikis.

“Melihat kondisi seperti itu kita harus mengambil sikap; diantarnya dengan membuat pendidikan Karakter atau pendidikan yang berbasis Karakter, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal”, ujar pria yang akrab di panggil Bang Dhani ini.

Lebih lanjut dirinya menyebut saat ini banyak perguruan tinggi dan sekolah dasar dan menengah yang membuka sekolah berbasis Karakter dan berbasis Islami, namun sekolah yang berbasis karakter atau berbasis islam belum berdampak signifikan terhadap perubahan Karakter manusia. “Mengapa demikian.?”, padahal kita tahu penduduk kita mayoritas Islam, ulama’ kita banyak, para Hafiz Qur’an banyak, para ahli manageman SDM yang menerapkan pendekatan moral juga banyak.

Menjawab tantangan itu, menurut Dr. H. Ahmad Qadri Ramadhani, SH., MH., Ph.D, Pembangunan Karakter dapat kita bangun dengan dua pendekatan yaitu pendekatan fikir dan pendekatan zikir, melalui pendekatan fikir banyak lembaga-lembaga pendidikan berbasis karakter sudah di buat bahkan di dukung dengan pembuatan konten-konten pembangunan karakter, namun tentu hal itu masih perlu dorongan yang lebih kuat lagi untuk bisa membuat pendidikan karakter itu menjadi lebih terimplementasi, “nah itu bisa kita dapatkan melalui pendekatan zikir”, ujarnya.

Salah satu fungsi dari peradaban adalah membangun nilai-nilai dan menyampaikan pesan-pesan moral. Sejalan dengan itu, kita tahu Agama Islam sebenarnya adalah tentang Akhlak.

Fakta menyebutkan bahwa banyak juga tokoh-tokoh agama yang melakukan pembangunan karakter melalui pendekatan zikir, salah satu tokoh agama yang melakukan pembangunan karakter melalui zikirullah dengan metodelogi tarekat adalah Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

Prof. Dr. H. Sayidi Syekh Kadirun Yahya adalah ulama besar tarekat yang berpengaruh di Indonesia yang secara konsisten dan terus menerus menyampaikan dan melakukan pembinaan kepada murid-muridnya bahkan kepada lingkungan setempat, bagaimana menjadi seorang insan yang baik (sholeh) dan berakhlak mulia.

Lebih dalam “zikir itu pada hakikatnya adalah mengingat Allah, “ pada saat berzikir kita hanya fokus mengingat Allah dan melupakan semuanya selain Allah”, ucapnya “ agar kemesraan zikir kita kepada Allah tidak terganggu”, imbuhnya.

Maka implikasi dari pada zikir yang sedemikian kuat itu bila benar-benar dilaksanakan dengan tatacara yang benar itu implikasinya meliputi; mengingat, memperhatikan, merasa diri kita senantiasa di awasi oleh Allah. Hal ini berpengaruh luas terhadap jiwa dan kesadaran kita yang kemudian dapat diaktualisasikan dalam pola pemikiran, perbuatan dan tingkah laku.

“Bila kita senantiasa mengingat Allah, kemudian kita senantiasa merasa bahwa Allah mengawasi tingkah laku kita, ucapan kita dan perbuatan kita, maka secara otomatis sebagai manusia kita akan memiliki emergency break, “artinya ada kemampuan dan kesadaran tinggi untuk mengerem dari perbuatan yang tidak baik dan mungkar”, tandasnya. Jadi kuncinya adalah selalu mengingat Allah baik secara lisan, dalam hati, dan ruh serta pikiran kita harus senantiasa beserta Allah.

Selain itu dirinya juga menjabarkan bahwa terjadinya krisis multidimensi saat ini, akibat hablumminallah itu dianggap tidak penting, mentalitas dan karakter pribadi yang kurang mementingkan hubungan transendental (Hablumminallah atau hubungan manusia dengan Tuhan), sehingga menyebabkan prilaku buruk merajalela, seakan-akan menjadi budaya yang sulit dihilangkan. Kehilangan karakter pribadi atau kesalehan sosial pada setiap perilaku, sehingga pembangunan karakter sudah di anggap tidak penting, sehingga banyak masalah yang terjadi.

Fenomena yang terjadi saat ini banyak kasus yang kita temui, bukan hanya kasus kejahatan dan pembunuhan tapi juga pelecehan seksual, bahkan ada pelakunya seorang guru agama, fenomena ini terjadi akibat pelaku tidak menguatkan, dan menjaga hubungan transendental dengan Tuhannya secara kontinyu dan berkekalan.

Ia menambahkan bahwa godaan setan itu terus menerus, namun kalau kita senantiasa mengingat Allah (berzikir) secara kontinyu dan bekekalan setidaknya kita terbentengi dan emergency break kita berfungsi dengan baik.

Sementara pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua BKK (Badan Koordinasi Kesurauan) Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya ini membeberkan bahwa peran zikir diantaranya adalah yang pertama komunikasi dengan Allah, hidupkan hablumminallah dan kuatkan hubungan transendental, kemudian bentuk komunikasinya adalah mengingat dan mengenal Allah yang tujuannya semata-mata mengharap ridho Allah SWT.

Dalam kesempatan yang sama Ka. Prodi Ilmu Filsafat UNPAB Dr. Ir. H. Syamsuddin, MH., Sebagai narasumber kedua juga mengupas tuntas tentang pengertian zikir dalam sudut pandang akademis, macam-macam zikir, fadilahnya, dan metodeloginya sehingga menambah khazanah dan wawasan para mahasiswa Universitas Panca Budi Medan yang mengikuti Webinar ini.

Penulis : Moh. Ali Wibowo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *